DON'T USE GRACE AS AN EXCUSE TO SIN

Written on 04/01/2021
GBI Bukit Kalvari


Ketika kita menerima Yesus Kristus sebagai satu-satunya Jururselamat yang menyelamatkan dan memberi diri dibaptis selam sebagai tanda penerimaan Kristus, sesungguhnya kita telah menjadi pribadi yang baru yang telah dibaharui oleh Kristus. Proses pembaharuan ini berlangsung setiap waktu dari hari ke hari sehingga sama seperti yang firman Tuhan katakan, kita boleh menjadi serupa dan segambar Allah. Dalam proses pembaharuan ini, tentu ada penyangkalan diri, kita tidak lagi mengikuti hawa nafsu kedagingan kita, tetapi dalam melakukan segala hal kita terlebih dulu memikirkan “Apakah hal ini berkenan bagi Allah atau tidak?”, kita akan menjadi pribadi yang memprioritaskan Kristus di dalam kehidupan kita sehingga Kristus sajalah yang terpancar nyata di dalam kehidupan kita.

Di bulan ini, kembali kita memperingati hari dimana Yesus Kristus memutuskan untuk setia mengikuti kehendak Bapa di Sorga, yaitu untuk mati di atas kayu salib demi menebus dosa-dosa setiap kita (umat manusia) sehingga kita boleh memperoleh selamat dari pada-Nya. Karya penebusan dosa yang Yesus lakukan untuk setiap umat manusia merupakan anugrah terbesar yang dapat kita terima secara cuma-cuma (GRATIS). Namun, sekalipun anugrah ini diberikan secara cuma-cuma, bukan berarti kita dapat mempergunakannya seenak dan semaunya kita. Ingat, anugrah keselamatan hanya diberikan sekali seumur hidup, selanjutnya kita harus terus hidup berjuang untuk mengerjakan dan mempertahan keselamatan tersebut sehingga keselamatan tersebut selama kita hidup di dunia ini sehingga kehidupan kekal yang dijanjikan Allah itu dapat kita nikmati kelak. (lihat Filipi 2:12-18)

Didalam ayat yang menjadi tema kita sepanjang bulan ini yang terambil dari Roma 6:1-2 menegaskan kepada setiap kita bahwa kita telah mati bagi dosa melalui karya penebusan Kristus di atas kayu salib, tidak mungkin bagi setiap kita untuk terus-menerus hidup bertekun didalam dosa. Tidak ada alasan lagi bagi kita untuk hidup didalam dosa. Jika kita melihat diayat-ayat selanjutnya, dikatakan bahwa tubuh dosa kita telah hilang kuasanya ketika kita menerima anugrah keselamatan dari Yesus serta percaya kepada-Nya, jangan mau diperhamba lagi oleh dosa yang sesungguhnya sudah tidak memiliki kuasa atas hidup kita, jangan mau turuti lagi setiap keinginan-keinginan dosa, melainkan hiduplah bagi Allah dalam Kristus Yesus (Roma 6:5-11).

Jangan mau ditipu dan disesatkan dengan pikiran-pikiran dan pemahaman bahwa ketika kita sudah menerima anugerah keselamatan, maka anugerah keselamatan tersebut akan otomatis dengan sendirinya menjadi bagian kita selama-lamanya tanpa harus terus berjuang untuk mempertahankannya sehingga dengan mudah kita berbuat sesuka hati kita, mengikuti segala hawa nafsu kedagingan kita di dunia, dan yang lebih parahnya lagi bukan menjadi pribadi yang dibaharui di dalam Kristus tetapi menjadi pribadi yang sama seperti pribadi lama (tidak ada pertobatan) bahkan lebih jahat dari pribadi lama kita sebelum mengenal Kristus. Hal-hal seperti inilah yang harus kita waspadai dan hindari senantiasa, sehingga kematian Kristus di atas kayu salib tidak menjadi sia-sia di dalam kehidupan kita. Kita justru harus benar-benar memanfaatkan anugerah keselamatan yang diberikan secara gratis ini untuk memperoleh hidup yang kekal, karena sejatinya setiap manusia sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23-24), dengan anugrah keselamatan yang diberikan melalui Yesus Kristus, kita semua (umat manusia) diberikan kesempatan bersama Dia, untuk memperbaiki hubungan kita bersama Allah yang telah dirusak oleh dosa. Jangan merusaknya lagi dengan dosa-dosa lama kita, tinggalkan segala dosa-dosa lama tersebut, jangan pernah lagi memikirkan hal-hal yang justru akan membawa kita kembali kepada kehidupan lama kita, sebaliknya arahkan fokus hanya kepada Kristus – terhadap apa yang Kristus mau dari kita – sehingga anugrah keselamatan yang kita peroleh tidak hilang daripada kita. Pada akhirnya, hendaklah kita memikirkan perkara-perkara yang diatas, semua hal yang benar, mulia, adil, suci, semua yang manis dan sedap didengar, semua kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu sehingga damai, sukacita dan penyertaan Tuhan yang ajaib senantiasa menyertai kita dalam menjalani hari-hari kehidupan kita.

- Pdt. Ade Manuhutu -

 

Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun  dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat  hidup didalamnya?

Roma 6 : 1-2