Shalom Jemaat Tuhan.
Memasuki bulan yang baru dengan kekuatan yang baru, penuh sukacita dan berkat yang baru didalam Yesus Kristus Tuhan kita. Di bulan yang baru ini, gereja kita mendapatkan rhema firman Tuhan yang terambil dari Matius 18:21-22 dengan tema “SEVENTY TIMES SEVEN”.
Berbicara tentang mengampuni tentu bukanlah hal yang mudah. Butuh pengertian, kerendahan hati dan keikhlasan penuh untuk dapat menanggalkan ego kita sehingga kita mampu mengampuni seseorang yang telah berbuat salah kepada kita. Didalam Injil Matius 18:21-22 ini, Petrus bertanya kepada Yesus tentang berapa kali ia harus mengampuni saudaranya yang berbuat bersalah kepadanya. Hal yang pertama mendapat perhatian khusus disini adalah kata saudara. Petrus tidak hanya menyebutkan orang yang berbuat salah, tetapi secara spesifik menyatakan bahwa pengampunan atas saudara yang berbuat salah kepadanya. Mengapa demikian?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata saudara memiliki beberapa makna, yaitu: orang yang seibu seayah (adik atau kakak kandung); orang yang bertalian keluarga (memiliki hubungan keluarga); orang segolongan (sepaham, seagama, sederajat, dan sebagainya), kawan/teman; sapaan kepada orang yang diajak berbicara. Secara tidak langsung, saudara dapat diartikan sebagai orang yang kenal dekat bahkan sangat mengenal kita dengan sangat baik.
Dalam relasi hubungan antar manusia, orang-orang terdekat lebih berpotensi untuk saling menyakiti satu sama lain. Hal ini terjadi karena telah dibangunnya relasi saling percaya, saling mengetahui titik lemah satu sama lain dan juga hubungan saling menganggap penting satu sama lain, yang secara tidak langsung saling menuntut satu sama lain untuk selalu memberikan yang terbaik didalam relasi tersebut. Sehingga, ketika saudara atau orang-orang terdekat kita melakukan hal yang sebaliknya, kita akan merasa kecewa, merasa dikhianati dan tersakiti. Hal inilah yang membuat seseorang sulit mengampuni saudara atau orang-orang terdekat mereka yang telah berbuat salah.
Didalam ayat 21 ini, Petrus dengan berani bertanya kepada Yesus tentang berapa kalikah ia harus mengampuni saudaranya yang bersalah padanya? Apakah cukup tujuh kali? Namun Yesus dengan tegas menjawabnya diayat selanjutnya (ayat 22), bahwa bukan tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali. Artinya, ketika saudara kita berbuat salah kepada kita, kita wajib memberi pengampunan sebanyak tujuh puluh kali tujuh kali (70x7) atau setara dengan empat ratus sembilan puluh kali. Secara tidak langsung, hal ini berarti kita diwajibkan untuk memberi pengampunan tanpa mengingat-ingat lagi kesalahan saudara kita tersebut, sama seperti pengampunan yang telah kita terima dari Allah Bapa di Surga ketika kita berbuat dosa lalu bertobat dan meminta pengampunan-Nya (lihat Yesaya 43:25). Kita mengampuni karena Bapa di Sorga telah mengampuni kita terlebih dahulu. Dan sebaliknya, jika kita tidak mengampuni maka Bapa di Sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan dan dosa kita (Matius 6:14-15).
Marilah kita saling mengampuni kesalahan orang-orang terkasih kita serta tidak mengingat-ingatnya lagi, sehingga kita boleh dibebaskan dan menjalin relasi yang sehat dengan saudara dan orang-orang terkasih kita tersebut dan hubungan relasi kita tersebut menjadi suatu hubungan yang berkenan di hadapan Tuhan serta memuliakan nama Tuhan.
- Pdt. Riwu Agustinus Huru -
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan tujuh puluh kali tujuh kali."
Matius 18 : 21-22