Shalom Jemaat Tuhan.
Kita masuk di bulan yang baru ini dengan tema “I WILL CARRY YOU”, terambil dari Yesaya 46:4 yang berbunyi: “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu”. Ini adalah janji yang luar biasa, bukan hanya untuk masa kini, tetapi juga untuk setiap musim kehidupan kita.
Ada seorang anak kecil yang berjalan bersama ayahnya di jalan setapak pegunungan. Di awal perjalanan, anak itu kuat, semangat, dan lari-lari ke depan. Tapi setelah beberapa kilometer, dia mulai kelelahan. Dia bilang, “Pa, capek…”. Ayahnya menjawab, “Ayo, naik. Biar Papa gendong”. Anak itu tersenyum lega. Ia naik ke punggung ayahnya dan sepanjang jalan, dia tidak perlu berjalan lagi. Ia hanya bersandar, tertidur, dan dengan mengetahui satu hal: dia aman dalam pelukan ayahnya. Saudara, itulah gambaran hubungan kita dengan Tuhan. Saat kita sudah tak mampu, Tuhan tidak suruh kita memaksakan diri. Dia justru berkata: “Naiklah. Aku akan menggendongmu”.
Dalam hidup, kita sering merasa lelah oleh beban yang kita tanggung, baik itu masalah keluarga, keuangan, kesehatan, pekerjaan, bahkan kerohanian. Kadang kita bertanya: “Siapa yang peduli? Siapa yang sanggup menopang aku?” Di tengah kelelahan itu, Tuhan berseru dengan lembut: “I will carry you (Aku akan menggendong kamu)”. Tuhan berkata: "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia", yang berarti Allah tidak berubah. Situasi bisa berubah, orang bisa meninggalkan, kekuatan bisa habis, kesehatan boleh menurun, tapi Tuhan tetap sama. Dia adalah Allah yang setia dan tetap hadir. Kalau Allah pernah menolongmu dulu, Allah akan menolongmu sekarang. Kalau Allah pernah membuka jalanmu dulu, Allah sanggup melakukannya lagi.
Dalam Yesaya 46:4, Tuhan tidak berkata “Aku akan membantu kamu berjalan”, tapi “Aku akan menggendong kamu”. Kata menggendong berarti: mengambil alih seluruh beban, memberikan rasa aman, menunjukkan kasih yang intim (seperti seorang ayah menggendong anaknya). Bayangkan, di saat kita paling tidak berdaya, Tuhan tidak menuntut kita kuat, tapi justru berkata: “Biarkan Aku yang memikulmu”. Sama seperti seorang ayah yang menggendong anaknya ketika anak itu lelah atau terluka, Tuhan melakukan hal yang sama kepada kita.
Ayat ini ditutup dengan janji yang kuat, “Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu”. Tuhan bukan hanya mengangkat, tapi menyelamatkan. Dia tidak akan meninggalkan kita ditengah jalan. Dia tidak bosan atau jenuh dengan kelemahan kita. Janji ini bukan hanya untuk masa kini, tetapi juga untuk masa depan kita. Apapun musim hidup yang sedang kita hadapi hari ini, Tuhan tidak hanya akan membawa kita melewatinya, tapi akan menyelamatkan kita darinya. Mari kita ambil waktu sejenak untuk merenungkan, bagian hidup mana yang saat ini terasa paling berat? Dan apakah saya sudah menyerahkannya pada Tuhan? Apakah saya masih mencoba untuk menyelesaikan semuanya sendiri, atau saya sudah mengijinkan Tuhan “menggendong” saya? Apakah saya percaya bahwa Tuhan tetap setia, bahkan saat saya tidak kuat lagi?
Saudara, berhentilah mengandalkan kekuatan sendiri dan ijinkanlah Tuhan menggendong kita. Datanglah kepada Tuhan dengan segala beban yang kita miliki dan percayalah bahwa kasih-Nya tidak akan pernah berakhir. Bukan hanya saat kita kuat, melainkan justru saat kita paling lemah. Itulah janji Tuhan bagi setiap kita (lihat juga Matius 11:28).
- Pdt. Riwu Agustinus Huru -
"Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."
Yesaya 46 : 4