Tak ada seorangpun di dunia ini yang dapat memastikan bahwa dirinya benar, tak bernoda cela dosa. Sebab setiap orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Namun, oleh karena karya penebusan Kristus di atas kayu salib, kita semua boleh menerima janji keselamatan serta diselematkan dari belenggu dosa. Tidak hanya itu, Roh Kudus pun diberikan-Nya kepada setiap kita untuk dapat menolong dan menuntun kita berjalan di jalan yang benar, serta menghibur kita.
Allah, sang maha pencipta dan maha tahu, mengetahui bahwa kita sebagai manusia sangat rentan terhadap setiap keinginan dosa. Bahkan ketika keinginan itu baru timbul dalam hati maupun pikiran kita (belum diimplementasikan dalam tindakan nyata), kita sudah dikatakan berdosa.
Allah maha tahu. Ia mengetahui setiap hati dan pikiran kita. Sekalipun kita menutupinya dengan segala perilaku baik yang dapat dilihat oleh mata jasmani kita, namun Allah mengetahui segala keinginan serta rancangan hati dan pikiran kita. Keinginan dan rancangan yang baik kah, atau yang jahat?
Dalam tema yang mengawali tahun 2020 ini, kita semua diingatkan kembali bahwa bukan setiap orang yang berseru “Tuhan, Tuhan!” yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan setiap orang yang melakukan kehendak Bapa yang di Sorga (Matius 7:21). Oleh sebab itu, sebelum kita hendak melakukan segala sesuatu (sekecil apapun itu), cobalah untuk merenungkan sejenak, apakah hal tersebut berkenan bagi Bapa di Sorga?
Perikop di dalam ayat tema ini, berbicara tentang hal pengajaran sesat. Yesus memperingatkan kita semua bahwa nabi-nabi palsu dan penyesat itu benar-benar ada. Memang benar, Allah memberikan kita kasih karunia untuk dapat bernubuat, mengusir setan serta menyembuhkan orang sakit. Namun, disisi yang lain, Yesus pun memperingatkan kita semua bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal luar biasa tersebut, belum tentu benar-benar berasal dari Allah. Oleh karena itu, Ia mengingatkan kita semua untuk selalu waspada dan berhati-hati sebab para penyesat ini menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Di ayat sebelumnya (Matius 7:16-20), Yesus pun memberitahukan bagaimana cara membedakan antara anak-anak Allah dan penyesat-penyesat. Kita dapat mengetahiunya melalui buahnya. Karakter anak-anak Allah tidak akan berpaling dari firman Allah. Apa yang diajarkan Allah melalui firman-Nya serta teladan Yesus selama Ia hidup di dunia ini, pasti akan melekat di dalam hidup setiap anak-anak Allah. Dari hal ini, kita juga diingatkan lagi bahwa tidak mungkin seseorang mengaku sebagai anak Tuhan sementara karakter hidupnya sangat jauh dari yang Tuhan ajarkan.
Oleh sebab itu, mari kita masing-masing memperhatikan diri kita. Apakah kita sudah melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan? Apakah kita benar hidup di dalam kehendak Tuhan? Apakah kita sudah berkenan kepada-Nya? Apakah kita benar adalah kawanan domba Allah? atau apakah kita kawanan serigala yang buas?
Marilah di tahun yang baru ini, mari kita memperbaiki diri kita masing-masing dari hal-hal yang belum berkenan kepada-Nya. Mari kita bertobat dan minta ampun atas setiap hal-hal yang tidak berkenan tersebut, dan memulai tahun yang baru dengan hati yang baru, serta hidup yang baru untuk kemuliaan nama Tuhan. Sehingga kelak ketika saatnya tiba bagi kita untuk berjumpa dengan-Nya, kita pun tidak ditolak-Nya. Karena sesungguhnya akan jauh lebih baik ditolak dan tidak dikenal manusia daripada ditolak dan tidak dikenal oleh Allah.
- Pdt. Ade Manuhutu -
“Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.”
Matius 7 : 21