DARI SIAPA KAMU BERASAL?

Written on 03/01/2020
GBI Bukit Kalvari


Firman Tuhan yang selama ini kita dengar bertujuan untuk mengajar dan mendidik kita sehingga kita dapat hidup benar, serupa dan segambar Kristus. Akan tetapi, tidak semua kita dapat mencintai firman itu. Atau, ada juga yang hanya menyukai beberapa bagian dari firman tersebut (mengerjakan bagian-bagian yang disukai saja). Oleh karena itu, ketika kita dapat mencintai dan melakukan firman Tuhan seutuhnya (tanpa ada bagian yang dikurangi), sesungguhnya hal itu adalah suatu anugerah. Sebab hal itu menunjukkan bahwa kita benar-benar berasal dari Allah.

Seperti firman Tuhan yang menjadi rhema tema bulan Maret 2020, yang terambil dari Yoh. 8:47 berkata “Barangsiapa berasal dari Allah, Ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah.” Sangat jelas, bukan? Sering sekali kita diingatkan bahwa jangan sampai kita mengaku sebagai anak Tuhan, sementara kehidupan kita sehari-hari sangat jauh dari firman-Nya. Hal itu dapat diibaratkan sama seperti pohon anggur yang berbuahkan durian (hal yang tidak mungkin terjadi). Dalam ayat tersebut juga dikatakan bahwa jika kita tidak mendengarkan firman-Nya, maka kita bukanlah berasal dari Allah. Lalu, darimanakah kita berasal?

Jika kita perhatikan diayat sebelumnya (ay. 42-44), Yesus dengan sangat jelas berkata bahwa “jika kita berasal dari Allah, maka kita akan mencintai Yesus. Dan sebaliknya, jika kita tidak mengasihi Yesus, maka Iblis lah yang menjadi bapa kita, bapa segala dusta”. Pertanyaan selanjutnya yang menjadi perhatian kita ialah apa yang membedakan antara Allah dan Iblis? Bagaimana caranya kita dapat tahu bahwa kita berasal dari Allah atau dari Iblis? Jawabanya ialah: jika kita berasal dari Allah, maka kita akan mencintai kebenaran. Hal-hal yang kita katakan ialah kebenaran. Hal-hal yang benar, jujur, tidak ada manipulasi untuk mencari keuntungan, segala sesuatu yang kita pikirkan ialah perkara-perkara sorgawi bukan hal-hal duniawi yang bersifat sementara, taat pada setiap perintah Allah, memiliki hati tulus, penuh belas kasihan serta setia menghasilkan buah-buah roh kehidupan. Sedangkan jika berasal dari Iblis, maka yang dikatakan ialah perkataan dusta, yang berasal dari keinginan-keinginan pribadi, ada niat (motivasi) terselubung, di dalamnya terdapat manipulasi untuk mencari keuntungan sendiri, memuaskan keinginan/nafsu dunia (harta dan tahta).

Kembali lagi ke ayat yang menjadi tema kita dibulan ini yang berkata bahwa jika kita berasal dari Allah, maka kita akan mendengarkan firman Allah. Firman Allah yang didengar oleh kita, bukanlah perkataan sia-sia, melainkan perkataan yang mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan serta untuk mendidik dalam kebenaran (2 Tim. 3:16). Jika kita berasal dari Allah, maka kita akan mencintai didikan Allah tersebut, kita akan menerima setiap kebenaran firman Allah dan melakukannya dalam ketekunan setiap harinya. Di dalam Roma 10:17 juga menegaskan bahwa iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. Jika kita tidak mendengarkan firman itu, maka kita tidak mungkin memiliki iman. Sementara disisi lain, iman percaya kita kepada Yesus lah yang akan menyelamatkan hidup kita dan membawa kita masuk menjadi anggota Kerajaan Allah. Bagaimana kita bisa beriman jika kita sendiri tidak mau mendengarkan-Nya? Atau yang lebih bahayanya lagi ialah mereka yang sudah mendengarkan-Nya, tapi tidak mau melakukannya.

Mari sama-sama kita lihat di dalam Yakobus 2:14-26, dijelaskan bahwa untuk dapat selamat, kita memerlukan iman yang berkerjasama dengan perbuatan sehingga iman tersebut menjadi sempurna dan sanggup untuk menyelamatkan kita. Jadi, jika kita mengaku sebagai anak-anak Allah, maka kita akan mendengarkan setiap perkataan-perkataan-Nya (firman-Nya) dan diikuti dengan melakukan setiap kebenaran firman-Nya dalam ketekunan, maka iman yang benar dan menyelamatkan akan menjadi bagian kita.

- Pdt. Ade Manuhutu -

 

Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah.”

Yohanes 8 : 47