Shalom Jemaat Tuhan..
Tak terasa kita sudah tiba di bulan terakhir tahun 2022. Tentu banyak sekali pengalaman-pengalaman hidup yang kita lalui sepanjang tahun ini, suka-duka, berhasil-gagal, marah, kecewa, dan lain sebagainya. Dalam berbagai pengalaman hidup yang kita alami, di bulan ini kita diberikan rhema khusus untuk selalu bersukacita senantiasa yang terambil dari Filipi 4:4 yang berbunyi: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”
Jikalau kita diberi pertanyaan, “apakah yang dapat membuat hati kita bersukacita?” tentu banyak dari kita yang akan menjawab punya banyak uang dan harta. Namun, apakah hal itu akan tetap mendatangkan sukacita jika kita tidak dapat menikmati harta kekayaan tersebut? Lalu, bagaimanakah sukacita yang benar itu?
Sukacita yang benar adalah sukacita yang berasal dari Allah, sebab Allah adalah sumber sukacita itu. Pengkhotbah 5:18-19 dalam terjemahan Firman Allah Yang Hidup berkata: “Dan tentu saja baik sekali jika orang diberi kekayaan oleh Allah, dan diberi kesehatan untuk menikmati kekayaan itu. Dapat menikmati pekerjaan dan menerima keadaan dalam hidup, benar-benar merupakan pemberian Allah. Orang yang demikian tidak perlu mengenang masa lampaunya dengan sedih karena Allah memberi dia sukacita”. Jika kita melihat ayat ini, tentu kita pun ingin untuk dapat memperoleh kekayaan yang dari Allah, sebab akan jauh lebih baik jika kekayaan itu datang dari Allah bukan dari dunia atau kemampuan diri kita sendiri yang kemudian dapat membuat kita bermegah akan diri sendiri ataupun dunia ini. Lalu, kita pun tentu akan bertanya-tanya, bagaimanakah kita dapat memperoleh kekayaan yang dari Allah itu? Sebenarnya jawabannya sudah terdapat di dalam ayat ini. Jika kita memperhatikan ayat ini dengan seksama, kita akan menemukan jawabannya. Kita dapat menemukan jawabannya dengan membaca ayat ini dari belakang, yaitu: Menerima keadaan dalam hidup à Menikmati Pekerjaan à Diberi kesehatan untuk menikmati kekayaan à Diberi kekayaan oleh Allah.
Seseorang yang belum mampu menerima keadaan hidupnya tentu dalam hidupnya akan dipenuhi dengan kemarahan, kekesalan, kekecewaan, persunggutan, dan berbagai hal buruk lainnya. Ketika kita mampu menerima keadaan dalam hidup kita, maka kita akan diberikan kemampuan untuk dapat menikmati hidup kita, pekerjaan kita, dan berbagai tugas tanggungjawab yang kita miliki. Orang yang dapat menikmati pekerjaannya pasti akan diberikan kesehatan oleh Allah sebab orang tersebut tidak mudah stres dan tertekan oleh beban pekerjaan yang dimilikinya sehingga akhirnya ia pun akan diberikan kekayaan (kelimpahan) oleh Allah. Oleh sebab itu saudara, apapun keadaan saudara saat ini, seberat apapun beban pergumulan yang sedang saudara alami saat ini, terimalah keadaan itu dan pilihlah untuk bersukacita didalamnya sebab kekayaan terbesar yang diberikan oleh Allah ialah sukacita itu sendiri.
Kita harus menjadikan sukacita sebagai keputusan pertama kita dalam menghadapi segala situasi dan keadaan, sebab dengan sukacita kita akan mendapatkan kekuatan baru yang memampukan kita untuk selalu mengucap syukur kepada Allah, juga dapat membangkitkan iman dan pengharapan kita pada Allah sehingga kita tidak mudah digoncangkan oleh berbagai macam kekuatiran. Ketika mengalami penderitaan, ambillah keputusan untuk bersukacita atas penderitaan tersebut sebab melalui penderitaan itu kita akan memperoleh sukacita dan kegembiraan pada waktu Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya (1 Petrus 4:12-13).
Jadi saudara, marilah kita ambil keputusan untuk bersukacita senantiasa di dalam Tuhan, apapun yang kita alami saat ini maupun di masa-masa yang akan datang.
- Pdt. Ade Manuhutu -
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Filipi 4 : 4