Shalom Jemaat Tuhan.
Di bulan yang baru ini gereja kita mendapat rhema firman Tuhan untuk tema sepanjang bulan ini yang terambil dari Matius 5:23-24 yang berbunyi: “Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.”
Dari ayat ini Tuhan ingin menyampaikan kepada kita semua bahwa betapa pentingnya hubungan kita kepada Tuhan, namun hubungan kita terhadap sesama kita juga tidak kalah penting. Tuhan tidak ingin kita memiliki hubungan yang buruk dengan sesama kita, Ia mau agar kita hidup saling berdampingan dengan penuh damai satu sama lain. Ketika kita memiliki hubungan yang buruk dengan sesama, kita mungkin bisa saja terlihat bahwa kita baik-baik saja, namun Tuhan lebih mengetahui setiap isi hati kita. Ia tahu ketika ada kemarahan-kemarahan dan kebencian yang terpendam di dalam lubuk hati kita. Ia tidak ingin kita masuk ke dalam ke hadirat-Nya dengan membawa hal-hal seperti itu, sebab itu sama saja dengan kita membawa roh asing masuk ke dalam hadirat kudus Tuhan, dan tentu hal ini tidak berkenan bagi-Nya.
Ketika kita berseteru dengan saudara kita, tentu secara langsung atau tidak langsung kita akan menganggap saudara kita tersebut sebagai lawan kita. Hal ini akan membuat kita menjadi sulit untuk melihat hal-hal baik yang ada didalam diri saudara kita. Kita akan terfokus pada hal-hal buruk yang dilakukan saudara kita, dan hal ini secara tidak langsung mencuri damai sejahtera yang ada didalam hati kita. Jika demikian, bagaimanakah kita akan menjadi berkat bagi sesama kita?
Jika kita perhatikan lebih lanjut lagi di ayat 25-26, dikatakan bahwa untuk berdamai bukan hanya dengan saudara kita saja, namun juga terhadap lawan kita. Sebab, jika tidak demikian maka hal ini akan dipakai iblis sebagai kesempatan untuk menjatuhkan setiap anak-anak Tuhan. Dan kita harus membayar harga lebih untuk bisa bangkit kembali. Tuhan ingin agar kita saling hidup berdamai satu sama lain sehingga berkat Tuhan itu dapat dinyatakan didalam kehidupan setiap kita sebagai anak-anak Tuhan dan kasih Tuhan itu juga terpancar nyata di dalam setiap pribadi kita.
Ketika kita berselisih dengan saudara kita lalu kita berusaha menutup rapat-rapat perselisihan itu dan menganggap bahwa hal itu sudah diselesaikan padahal pada kenyataannya kita masih memiliki sesuatu hal yang mengganjal didalam hati kita, bukankah pada saat itu juga kita sedang hidup didalam kepura-puraan dan kemunafikan? Tuhan sangat benci dengan kemunafikan, oleh sebab itu Ia tidak ingin kita tinggal dalam hidup yang penuh dengan kemunafikan dan hidup yang penuh dengan kepura-puraan. Untuk itu, marilah kita sungguh-sungguh hidup dalam damai dan bukan hanya sebatas kepura-puraan saja.
Jika kita sudah mendengar kebenaran rhema firman Tuhan ini, marilah kita hidup sebagai pelaku-pelaku firman, bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya. Marilah kita hidup jujur dan transparan dihadapan Tuhan tanpa ada kemunafikan dan kepura-puraan.
- Pdt. Ade Manuhutu -
"Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu."
Kolose 3 : 24 (FAYH)