Shalom Jemaat Tuhan.
Tak terasa kita sudah memasuki di bulan yang baru lagi dengan tema yang baru. Tema gereja kita di bulan ini adalah “ASUMSI” yang terambil dari rhema firman Tuhan dalam 1 Tawarikh 19:3 yang berbunyi: “berkatalah pemuka-pemuka bani Amon itu kepada Hanun:” Apakah menurut anggapanmu Daud hendak menghormati ayahmu, karena ia telah mengutus kepadamu orang-orang yang menyampaikan pesan turut berdukacita? Bukankah dengan maksud untuk menyelidik, untuk mengintai dan menghancurkan negeri ini maka pegawai-pegawainya datang kepadamu?”
Di kehidupan hari-hari ini, berbagai macam informasi dan berita dapat dengan mudah kita akses. Kemudahan mengakses berbagai jenis informasi dan berita ini, jika tidak disertai dengan pengetahuan yang benar tentu dapat menimbulkan berbagai asumsi yang dapat menyesatkan diri sendiri dan juga orang lain.
Asumsi sesungguhnya merupakan suatu permasalahan hati. Seseorang dapat dengan mudah berasumsi tentang suatu hal, peristiwa maupun orang lain karena sesungguhnya hatinyalah yang bermasalah dan perlu dibereskan. Seperti halnya dalam bacaan ayat tema kita bulan ini, jika kita baca di ayat sebelumnya (ay. 2) kita melihat bahwa Daud hendak menunjukkan persahabatannya kepada Hanun bin Nahas, namun niat baik Daud ini dihalangi oleh asumsi-asumsi dari pemuka-pemuka bani Amon. Asumsi merupakan pemikiran-pemikiran yang salah, yang dilihat dari satu sudut pandang dan yang kemudian dianggap sebagai suatu hal yang benar. Pemikiran-pemikiran seperti ini, jika diutarakan tentu dapat menyesatkan banyak orang. Oleh sebab itu, firman Tuhan selalu mengajarkan kita untuk mengenal dan tahu betul tentang kebenaran sehingga pemikiran-pemikiran seperti ini tidak mendapat tempat dan ruang didalam hati dan pikiran kita.
Asumsi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti: dugaan yang diterima sebagai dasar; landasan berpikir karena dianggap benar. Sedangkan mengasumsi dalam KBBI berarti: menduga; memperkirakan; memperhitungkan; meramalkan.
Seringkali dalam mengalami pergumulan yang berat, kita suka berasumsi atau menduga-duga akan suatu hal yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita dan kemudian secara tidak langsung kita pun mulai menaruh curiga terhadap Tuhan. Kita berpikir bahwa Tuhan jahat, Tuhan tidak adil. Kita pun bertindak seperti orang yang tidak percaya serta tidak mengenal kebenaran sebab kita mulai berasumsi sendiri tentang apa yang Tuhan kerjakan didalam hidup kita. Jika saat ini kita sedang berada dalam kondisi seperti ini, ingatlah dan ketahuilah selalu bahwa Tuhan itu baik, Dia sangat mengasihi kita semua, Dia tidak pernah merencanakan rancangan kecelakaan untuk kita, sebaliknya rancangan-Nya ialah rancangan yang penuh damai sejahtera serta hari depan yang penuh harapan. (lihat Yeremia 29:11)
Jangan melihat segala sesuatu dari sudut pandang diri sendiri sehingga secara tidak langsung mulai menghakimi keadaan, diri sendiri, orang lain bahkan Tuhan. Tetapi ketahuilah dengan sungguh tentang kebenaran firman Tuhan sehingga kita tidak disesatkan oleh pikiran-pikiran jahat. Dan marilah kita melihat kembali diri ini dan menatanya sesuai dengan perintah firman Tuhan sehingga kita akan mampu melihat hal-hal baik dan indah yang telah Tuhan sediakan bagi kita.
- Pdt. Ade Manuhutu -
berkatalah pemuka-pemuka bani Amon itu kepada Hanun: "Apakah menurut anggapanmu Daud hendak menghormati ayahmu, karena ia telah mengutus kepadamu orang-orang yang menyampaikan pesan turut berdukacita? Bukankah dengan maksud untuk menyelidik, untuk mengintai dan menghancurkan negeri ini maka pegawai-pegawainya datang kepadamu?"
1 Tawarikh 19 : 3