Shalom Jemaat Tuhan.
Puji Tuhan kita semua dapat memasuki bulan yang baru dalam keadaan yang sehat dan terpelihara sempurna oleh Bapa di Surga. Di bulan yang baru ini kita memiliki tema yang baru dari rhema firman Tuhan yang terambil didalam kitab Amsal 10:7 yang berbunyi: “kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk”. Tema kita bulan ini adalah “THE LASTING LEGACY” atau yang berarti warisan abadi. Setiap orang tentu mempunyai keinginan untuk memberikan warisan kepada anak-cucunya kelak, entah itu berupa harta, rumah/properti, jabatan, dan lain sebagainya. Warisan-warisan tersebut merupakan warisan dunia yang bersifat sementara, yang sewaktu-waktu dapat hilang dicuri atau dirusak ngengat dan karat (Mat. 6:19). Lalu, seperti apakah warisan yang abadi tersebut?
Didalam ayat rhema firman Tuhan dari tema bulan ini, dikatakan bahwa “kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat”. Dari sini kita dapat melihat bahwa satu-satunya warisan abadi yang dapat kita wariskan kepada keturunan kita adalah kenangan (memori) yang kita ciptakan selama kita hidup di dunia ini. Kenangan yang kita ciptakan dapat berupa teladan perkataan, tindakan, maupun kehadiran kita. Bagaimana kehadiran kita berdampak dalam kehidupan seseorang dan apa yang dirasakan orang lain ketika mereka melihat kita merupakan indikator baik buruknya kenangan yang akan tercipta. Didalam kitab Amsal 22:1 dikatakan bahwa “nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar”. Setelah kita meninggalkan dunia ini, tentu hanyalah kenangan dan nama kita yang akan diingat oleh orang lain. Oleh sebab itu, penting sekali bagi kita untuk menciptakan hal-hal baik dan benar selama kita hidup didunia, dan semua hal-hal baik dan benar itu telah tercatat didalam Alkitab sebagai pedoman hidup kita.
Ketika kita menabur kebaikan, mungkin kita merasa bahwa kita tidak menuai serta menikmati kebaikan demi kebaikan yang telah kita tabur, dan kehidupan kita terasa sama saja seperti biasanya sekalipun kita sudah menabur banyak kebaikan. Namun, firman Tuhan berkata bahwa kehidupan orang benar tidak akan ditinggalkan-Nya, anak cucunya tidak akan minta-minta roti, bahkan anak cucunya akan menjadi berkat (Maz. 37:25-26). Artinya, kebaikan demi kebaikan yang kita tabur saat ini, mungkin saja bukan kita yang akan menuai dan menikmatinya, namun keturunan-keturunan kita selanjutnya yang akan menikmatinya. Dan jika kita saat ini menikmati kehidupan yang diberkati, mungkin saja hal itu karena perbuatan baik orangtua kita atau kakek-nenek dan generasi-generasi diatas kita, berkat yang secara tidak langsung diwariskan untuk kita terima dan nikmati saat ini. Jadi, jangan pernah merasa sia-sia dalam menabur kebaikan, sebab inilah warisan abadi yang dapat kita berikan kepada anak cucu kita kelak, baik itu warisan teladan dalam memberi maupun kehidupan yang diberkati Tuhan dimanapun anak cucu kita berada. Dan ketika kita telah tiada nanti, tentu hal-hal baik inilah yang akan diingat dan dikenang.
Jadi saudara, janganlah kita mempertanyakan kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan atau yang akan kita lakukan, melainkan lakukanlah saja dengan tulus seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia sebab inilah warisan abadi yang dapat kita berikan bagi anak cucu kita kelak. Sudahkah kita persiapkan warisan abadi bagi anak cucu kita kelak?
- Pdt. Riwu Agustinus Huru -
"Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk."
Amsal 10 : 7