FOLLOW

Written on 06/01/2025
GBI Bukit Kalvari


Shalom Jemaat Tuhan.

Memasuki bulan yang baru, dengan tema yang baru “FOLLOW” yang terambil dari Injil Matius 10:38 yang berbunyi: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku”.

Dalam kehidupan kekristenan, kata “follow” atau “mengikuti” bukan sekedar aktivitas pasif, melainkan sebuah tindakan aktif yang melibatkan penyerahan total kepada Tuhan. Yesus tidak pernah memanggil orang hanya untuk percaya, tetapi juga untuk mengikuti Dia. Bukan hanya soal berjalan di belakang Yesus, tetapi soal menjadi serupa dengan Dia — bahkan sampai pada penderitaan. Matius 10:38 memberikan pernyataan yang tegas dan tajam: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku”. Ini bukan sekedar ajakan yang biasa, ini adalah ajakan menuju perubahan total, panggilan untuk hidup yang radikal.

  1. Mengikut Yesus bukan sekedar mengagumi.

Banyak orang mengagumi Yesus, tapi tidak semua rela mengikut Dia. Matius 10:38 menunjukkan bahwa menjadi pengikut Kristus bukanlah tentang berapa banyak kita tahu tentang Dia, tapi sejauh mana kita rela memikul salib seperti Dia. Kata "Mengikut Aku" bukan pilihan tambahan, tetapi inti dari iman Kristen. Saudara, mari kita renungkan bersama, apakah saya hanya mengagumi Yesus, atau benar-benar mengikut Dia? Apakah iman saya hanya aktif saat suasana nyaman?

  1. Memikul Salib – Tanda penyerahan diri.

Di zaman Yesus, salib adalah simbol penghinaan, penderitaan, dan kematian. Maka, memikul salib artinya bersedia menanggung konsekuensi dari ketaatan kepada Kristus, termasuk penolakan, kesulitan, dan pengorbanan. "Barangsiapa tidak memikul salibnya..." — Kata salib disini bukan berarti beban orang lain, melainkan beban pribadi yang harus dipikul sendiri. Contoh konkret salib saat ini:

  • Menolak kompromi dalam pekerjaan demi hidup benar.
  • Mengampuni orang yang menyakiti meski hati menolak.
  • Melayani Tuhan meski harus mengorbankan waktu, kenyamanan, atau bahkan penghasilan.
  1. Mengikut Yesus – Kesediaan untuk taat, berapa pun harganya.

Yesus tidak memberikan opsi (pilihan) penawaran dalam panggilan-Nya. Ia tidak berkata, "ikutlah Aku kalau kamu sempat" atau "ikutlah aku jika kamu merasa nyaman". Ia berkata: “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku”.

Tidak layak bagi-Ku — Artinya, seseorang tidak benar-benar bagian dari Kristus jika tidak siap untuk taat sepenuhnya. Mengikut Yesus adalah komitmen seumur hidup, bukan kontrak jangka pendek. Kita tidak hanya mengikuti ketika berkat datang, tapi juga ketika hidup menjadi sulit.

  1. Mengikut Yesus adalah jalan menuju kemuliaan.

Walaupun jalan salib itu berat, akhirnya membawa kita kepada kehidupan dan kemuliaan kekal. Yesus sendiri mengalami salib lebih dahulu sebelum menerima mahkota. "Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia" (2 Timotius 2:11). Salib bukan akhir dari cerita kita, tapi bagian penting dari perjalanan menuju kemenangan. Mereka yang rela memikul salib akan mengalami kuasa kebangkitan.

Mengikut Yesus berarti siap memikul salib kita setiap hari. Ini bukan tentang popularitas, bukan tentang kemudahan, tapi tentang kesetiaan. Saudara, mari kita renungkan bersama, apakah kita sedang mengikuti Yesus atau hanya berjalan di samping-Nya? Apa salib yang harus saya pikul hari ini? Apakah saya layak bagi-Nya?

- Pdt. Riwu Agustinus Huru -

 

"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku."

Matius 10 : 38